Kita Sebaiknya Tidak Menghindari Risiko

Eropa mempunyai sejarah yang panjang. Bangsa ini dibentuk oleh banyak pertikaian. Kalau kita tarik sekitar 1000 tahun terakhir, hampir pertempuran yang kelasnya dunia selalu melibatkan negara-negara Eropa. Bahkan sebelum itupun, Romawi sudah memulai peperangan skala besar di dunia. Akan tetapi, bila kita mulai titik pembicaraan dari perang salib saja, kini akibat perang itu tata dunia menjadi sangat berubah. Mulai dari penentuan daerah suci, hingga reformasi cara pandang terhadap agama dilakukan.

Ada satu logika kuat bahwa Eropa berubah menjadi negara-negara maju karena proses permasalahan yang dilalui dengan banyak pertikaian yang membuat mereka beralih dari bangsa barbar menjadi bangsa yang modern. Apabila kita lihat dampak Perang Dunia pertama, maka dari sini kita bisa melihat bagaimana institusi dunia dan hukum internasional banyak dipengaruhi. Liga Bangsa-bangsa adalah salah satu produk hasil Perang Dunia 1 yang banyak membuat aturan mengenai tata aturan global untuk menghindari perang. Namun, itupun ternyata tidak cukup, mereka harus memulai perang dunia kedua lagi karena aturan-aturan itu dirasa tidak adil terutama oleh bangsa Jerman.

Perang Dunia kedua merupakan perang yang melahirkan lonjakan teknologi terbesar sepanjang sejarah umat manusia. Dari perang inilah dilahirkan roket, radar, komputer, hingga perkembangan pesat persenjataan lainnya. Teknologi ini yang mengubah dengan cepat umat manusia ke depannya.

Setelah perang berakhir, sisa teknologi yang dimiliki kedua kubu menjadi berlimpah. Beberapa pun dialihkan untuk kegiatan kemanusiaan. Ilmuwan mengubah teknologi sonar dan komputer menjadi teknologi musik yang akhirnya dimanfaatkan oleh masyarakat hippies. Teknologi roket dimanfaatkan untuk membawa manusia ke bulan. Generasi baby boomers yang lahir pasca perang dunia kedua menjadi golongan yang memicu tumbuhnya perubahan teknologi perang menjadi teknologi kemanusiaan. Dari tangan golongan inilah lahir komputer canggih, lahir alat musik dan teknik recording, lahir pula dunia film yang menjadi alat propaganda yang paling efektif selama ini.

Amerika Serikat dan Eropa mendapatkan kelimpahan teknologi dan menjadi pionir dalam kemajuan teknologi. Tidak hanya meninggalkan teknologi, perang yang lama membuat Eropa menjadi sangat sensitif dengan pertikaian. Mereka tidak memiliki toleransi pada rasisme, penindasan berdasarkan strata, penjajahan, dan kesemena-menaan. Perang dan penindasan bertahun-tahun membuat semua negara menjadi trauma.

Bagi sebagian masyarakat, rasa takut dan trauma dialihkan dengan banyak kegiatan dan propaganda. Masyarakat hippies membuat jargon “make love not war”, masyarakat Eropa banyak berkutat dengan ilmu pengetahuan, dan bentuk-bentuk pengalihan trauma lainnya. Bentuk terakhir dari loncatan teknologi muncul kemudian dari hasil perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dari sini perlombaan manusia ke bulan, inovasi militer, hingga permainan sekelas catur pun dibumbui konflik perang dingin dan pertarungan mata-mata antar kedua negara.

Masalah kemudian muncul ketika pasca perang dunia mereka banyak membagi dunia menjadi golongan NATO atau Pakta Warsawa. Jerman terbagi menjadi dua, Korea juga terbagi dua, konflik di Asia dan Timur Tengah bermula akibat pertentangan dua kubu. Perang dingin ini mengubah banyak sekali tataran dunia. Bahkan, apabila kita sadari perang Ukraina pun muncul akibat perselisihan Rusia dengan sekutu Amerika.

Permasalahan besar dunia banyak yang muncul dari hasil konflik antarmanusia yang banyak terjadi di Eropa. Akan tetapi, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga dimulai karena konflik manusia di tempat itu. Dengan pengalaman konflik Eropa yang sering terjadi dan banyaknya masalah-masalah lokal yang merembet menjadi masalah regional, maka ide untuk menyatukan Eropa pun muncul.

Masalah lokal yang merembet menjadi masalah nasional diantaranya perang Ukraina, percobaan nuklir Prancis, Tembok Berlin, dan lain sebagainya. Dengan bersatunya Eropa, diharapkan ada peningkatan kesatuan bangsa Eropa untuk sama-sama sadar bahwa mereka berasal dari tempat yang sama, karena potensi masalah satu bangsa bisa merembet ke negara lainnya. Mungkin memang trauma bangsa Eropa harus diobati secara bersama-sama dengan dibentuknya Uni Eropa. Selain itu, efektivitas pertumbuhan regional akan semakin mudah dilakukan.

Sayangnya, hal ini tidak disukai oleh negara lain. Henry Kissinger dulu pernah berbicara dengan asistennya. Dulu, ketika kepentingan Amerika bermasalah di Eropa, Kissinger akan menelepon Inggris untuk meminta bantuan membereskan masalah Amerika di Eropa. Kini, semua bangsa Eropa memiliki suara yang sama. Satu permasalahan Amerika di Eropa tidak akan bisa dengan mudah dipecahkan Inggris, karena suara Inggris dengan negara-negara kecil di Eropa Timur bobotnya akan sama.

Trauma pertikaian di eropa sudah membuat negara-negara Eropa kini dibentuk dalam Uni Eropa untuk meminimalisir campur tangan pihak luar. Selain itu, trauma ini membuat warga Eropa sangat sensitif dengan isu kemanusiaan. Di Prancis misalnya, pengalaman ditindas oleh diktator membuat mereka tidak memiliki tempat bagi isu rasial dan ketidakadilan. Permasalahan kecil bisa berujung kerusuhan. Trauma konflik itu bisa berakibat baik, tetapi kadang juga berakibat buruk bagi negara-negara di Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tulisan Terbaru

Kategori

Tentang Budiman

UU Desa

Podcast Pilihan

Kutipan

Pemikiran

Desa dan SDA

Budaya dan Aktivisme

Ekonomi

Teknologi

Jejaring

© 2024 Tim Budiman Sudjatmiko