Iring-iringan Voorijder

Ada satu istilah dalam psikologi dahulu yang kini mau hilang. Namanya voorijder syndrom. Sindrom ini adalah sebuah habit buruk pada wanita di masa modern yang kini sudah bisa independen. Sindrom ini sebenarnya ada pada wanita, dimana mereka lebih tertarik pada lelaki yang memiliki banyak kekuasaan, seperti misalkan lelaki yang memiliki kantor besar, pergaulan luas, dan tentunya kekuasaan. Wanita cenderung akan mudah untuk takluk dan mengikuti lelaki seperti itu yang akhirnya seperti menaiki sebuah mobil dengan iring-iringan besar agar bisa nyaman dan mendapatkan penghargaan. Dunia politik kita menjelasng pilpres sepertinya mirip dengan sindroma seperti itu. Kita sering mendengar orang yang memilih prefensi politiknya berdasarkan siapa yang memiliki iring-iringan besar. Politisi yang tidak memiliki ide, tentu akan mudah memilih kandidat berdasarkan gerbong politiknya saja. Mereka lebih suka melihat siapa nama-nama besar yang berada dalam iringan itu dibandingkan dengan mempelajari potensi dan ide sang kandidat. Vooridjer sindrom ini menjadi salah satu ciri khas bahwa di sebuah negara masih berlaku sistem feodal.

Di masa feodal, kita tidak mencari pilihan politik berdasarkan ide. Kita mencari pilihan politik berdasarkan modal, kekuasaan, dan kasta. Kalau kita mau melihat seberapa demokratis negeri ini, maka kita bisa melihat seberapa banyak orang yang memilih kandidat berdasarkan iring-iringan. Siapa yang ada di dalam kendaraan, berapa banyak kendaraannya, dan seberapa cepat dia melintas karena diiringi patwal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tulisan Terbaru

Kategori

Tentang Budiman

UU Desa

Podcast Pilihan

Kutipan

Pemikiran

Desa dan SDA

Budaya dan Aktivisme

Ekonomi

Teknologi

Jejaring

© 2024 Tim Budiman Sudjatmiko