Melihat program Prabowo tentang makan siang gratis, semua orang tentu saja berharap program ini akan memiliki banyak manfaat. Salah satu antusiasme rakyat adalah dalam bentuk menunggu bagaimana program makan siang ini masuk ke desa-desa dan menjadi program unggulan. Bagaimanapun, hampir 50 persen penduduk Indonesia menetap di desa. Manfaat yang ada dalam program ini akan efektif ketika penerapannya di desa juga efektif.
Apa sih manfaat program makan siang gratis? Untuk meningkatkan gizi anak? Sudah pasti. Namun, coba bayangkan seperti ini: Dahulu, pemerintah di jaman Habibie pernah mengalami krisis. Kala itu, dia memberikan beasiswa kepada banyak mahasiswa. Tujuan beasiswa itu adalah memperlancar perputaran uang. Ketika seorang siswa mendapatkan beasiswa yang kurang lebih jumlahnya satu juta rupiah, mereka kemudian menabung untuk akhir bulan membayar kos, menabung dan sebagian dibelikan makan hari per hari. Menabung dan kemudian dibelikan pakaian. Industri garmen terbantu karena banyak mahasiswa kini mampu membeli pakaian, industri pangan terbantu, dan pedagang kos pun terbantu. Garmen kemudian menggaji orang yang memiliki anak yang masih sekolah, buruh yang membeli pangan untuk keluarga, dll. Dan terus seperti itu. Ekonomi berputar dan ekonomi kita sehat. Tetapi kalau kita amati, masih ada delay dalam perputaran ekonomi. Orang masih sering menyimpan uang, seperti untuk membayar kos mereka akan memutarkan uangnya awal bulan. Membeli pakaian mereka menunggu pakaian mereka kusam terlebih dahulu, dll.
Tetapi, bayangkan seperti ini. Apabila kita ganti program beasiswa itu dengan program makan gratis, maka kita bisa melihatnya begini; anak langsung dibelikan makanan, industri makanan langsung bergeliat. Warung langsung membeli beras, petani bisa meningkatkan kemampuan membeli pupuk dan bibit, sehingga langsung menggunakan uangnya karena demand naik. Nelayan dituntut mencari ikan mulai hari itu juga, peternak harus menambah kapasitas sesegera mungkin, dll. Kita tidak perlu menunggu awal bulan untuk membeli daging, tidak perku menunggu nasi menjadi basi sebelum membeli beras baru, dll. Industri makanan ini sangat cepat dan distimulan setiap harinya sebesar 1 trilyun. 2021, besar perputaran di industri pangan adalah 775 trilyun. Apabila kita injek 300 trilyun setahun maka ini hampir 40% nya.
Secara teori, apabila kita meningkatkan investasi hingga 40% hampir dipastikan pertumbuhan yang dihasilkan mencapai 6% di bidang itu. Ketika industri pangan kita memiliki porsi sepertiga dari industri total di Indonesia, maka pertumbuhan program pangan di desa menyumbang 1% dari total pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi ini tentu sangat menjanjikan. Apalagi dengan industri pangan kita yang sebesar 38% di luar migas, tentu harapan indonesia menjadi negara besar bukan mimpi di siang bolong. Ini awal yang sangat baik untuk perubahan gizi dan peningkatan ekonomi. Makan siang gratis ini banyak dilakukan di banyak negara. Finlandia, amerika, swedia, dll. Sekarang kita menunggu yang terjadi di Indonesia, terutama menstimulasi perekonomian desa.